Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Pidato Tema Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jepara berbasis Potensi Budaya Lokal


Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati hari-hari besar tertentu, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya. Pada hakikatnya pidato termasuk seni monolog dalam keterampilan berbicara. Pidato bersifat dua arah, yaitu pembicara harus memperhatikan lawan bicaranya walaupun pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan. Lawan bicara harus mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan pembicara baik berupa kata-kata (verbal) atau bukan kata-kata (non verbal) sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dipahami dengan sempurna. Pidato biasanya disampaikan oleh pemimpin atau orang yang dianggap penting untuk memberikan arahan atau nasihat kepada para pendengarnya, karena fungsi dari pidato adalah untuk memberikan informasi, nasihat, motivasi, peringatan, dan pengetahuan. Agar pidato kita bisa diterima dengan baik oleh audien, ucapan atau kalimat harus disusun dengan baik dan rapi sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Kalimat yang tersusun secara runut dan sistematis supaya enak didengarkan serta dapat memberikan kesan positif bagi orang yang mendengarkan.

 

Pidato juga dikatakan sebagai penyampaian pikiran secara lisan di depan penonton atau pendengar. Tujuan pidato dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Informatif

Pidato informatif bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca atau pendengar. Berupa petunjuk tentang sesuatu, pengarahan tentang masalah tertentu, dan penjelasan tentang obyek tertentu.

  • Rekreatif

Pidato rekreatif bertujuan untuk menghibur para pendengar. Saat menyampaikan pidato, orator perlu menyelipkan beberapa hiburan, sehingga pidato yang disampaikan dapat tercapai.

  • Persuasif

Tujuan pidato persuasif adalah untuk memengaruhi para pendengar. Pada saat menyampaikan informasi, orator perlu memengaruhi atau mengajak.

Sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh pendengar dalam kehidupannya sehari-hari.

 

Sistematika Pidato

  1. Pengantar:disampaikan untuk menarik perhatian pendengar serta memberikan gambaran tentang urutan penyajian.
  2. Isi pidato:untuk menyampaikan pernyataan tentang pokok-pokok permasalahan, mengajukan fakta-fakta untuk membuktikan masalah yang dibahas, dan menolak fakta-fakta yang berlawanan.
  3. Penutup: mengemukakan kesimpulan atau rekaputulasi dari sesuatu yang disampaikan secara bulat mengenai masalah yang dibicarakan.


Berikut Contoh Pidatonya:

 

 Contoh Pidato Tema Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jepara berbasis Potensi Budaya Lokal

 

 
Assalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakatu

 Pagi ini dengan mamanjatkan puji syukur kehadiarat Allah SWT, saya dengan perasaan
bahagia dan penuh semangat akan sedikit memberi perspektif sekilas pandang, sekaligus
sambutan pembukaan seminar: Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jepara berbasis
Potensi Budaya Lokal pada hari Rabu 23 Mei 2012. Namun sebelumnya saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua fihak yang ikut terlibat secara langsung ataupun tidak langsung terhadap suksesnya penyelenggaraan acara ini, terutama kepada para pengurus Dewan Riset Daerah Kab. Jepara yang telah dengan niat tulus ikut urun rembug mendiskusikan tema tentang ekonomi kreatif di Kabupaten Jepara. Semoga apa telah kita bersama kerjakan ini menjadi ladang amal bagi kemanfaatan bersama dan berdampak cukup signifikan atas kemajuan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jepara, amiin ya rabbal alamiin.

Sejatinya, mengulas ekonomi kreatif adalah momentum bagus untuk memulai usaha kita
bersama dalam menumbuhkembangkan profesi-profesi kreatif di Kabupaten Jepara. Topik ini sangat menarik, namun saya mengharapkan diskusi atas tema ini bisa menggunakan kacamata dan sudut pandang holistik, tidak saja dari kaca mata makro ekonomi dan bisnis, namun juga kacamata sosiologi, kebudayaan, etnografi, seni kreatif & artistik, teknologi informasi dan internet, planologi, bahkan kajian dari sudut studi pembangunan secara komprehensif.

Saat ini kita hidup di era gelombang ke-4 peradaban yang dicirikan dengan semakin tumbuh dan berkembangnya ekonomi kreatif. Dalam peradaban gelombang ke-4 itu, unsur penentu daya saing adalah kreatifitas dan inovasi. Sehingga tantangan pembangunan yang terpenting yang harus kita hadapi dewasa ini, adalah tantangan untuk terus berinovasi atau the need to continuosly innovating. Ekonomi kreatif ditopang oleh 3 pilar yaitu: budaya kreatifitas, daya inovasi, dan kemajuan teknologi.
Karena maraknya peran daya kreatifitas dan inovasi tersebut, maka beberapa literatur
juga sering menyebutkan era sekarang ini sebagai abad inovasi atau the Century of Innovation.

Saat ini inovasi, di berbagai bidang nyaris berlangsung tanpa henti, dan sebagai konsekuensinya, para inovator semakin menempati peran penting dalam peradaban sekarang ini. Dalam kondisi tersebut, maka karakteristik pekerjaan masa depan (the future of works and employment) ditandai dengan tuntutan untuk terus menerus melakukan inovasi atau innovative intensive employment dan berintikan pada pengarusutamaan pembelajaran terus menerus. Di era ekonomi kreatif, maka infrastruktur dan segenap aktivitas ekonomi dengan sendirinya harus disesuaikan dengan karakteristik ekonomi kreatif, yaitu adanya basis pengetahuan yang menunjang inovasi, adanya mekanisme koordinasi yang menjamin sinergi industri dan universitas, serta pembentukan kelembagaan yang memberikan akses pemodalan dan pranata perlindungan hukum untuk kekayaan intelektual. Pemerintah baik pusat dan daerah, termasuk Pemkab Jepara, sedang dan akan terus mengembangkan sumber daya manusia sebagai aset utama dalam meraih peluang di era ekonomi kreatif.

Banyak studi empiris menunjukan bahwa terdapat paling tidak, sedikitnya 4 (empat)
persyaratan pokok untuk membangun ekonomi kreatif, meliputi :
  1. Peningkatan kapasitas pengetahuan (melalui peningkatan kerjasama penelitian, collaborative research);
  2. Peningkatan kualitas dan daya inovasi masyarakat (melalui pendidikan yang memadukan, iptek, budaya dan seni);
  3. Penyempurnaan infrastruktur (untuk transportasi, informasi dan telekomunikasi);
  4. Perbaikan pranata kebijakan yang mendukung (perlindungan hak kekayaan intelektual, peraturan anti monopoli, anti trust, pemodalan ventura, insentif pajak dan sejenisnya).

Kita semakin sadar betapa makin pentingnya konsepsi yang jelas dan terarah dalam pengembangan kapasitas dan kemampuan Kabupaten Jepara dalam membangun perekonomian daerah berbasis ekonomi kreatif, karena melihat kecendrungan dan beberapa fakta yang telah ada selama ini, antara lain :
  1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin cepat. Kecepatan Produksi Inovasi semakin tinggi. Siklus Inovasi semakin singkat;
  2. Produksi Ekonomi Global (global economy production) meningkat 6 kali lipat di 20 tahun terakhir;
  3. Mobilitas Manusia (human mobility) meningkat 5 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Indikasi ini menunjukkan bahwa interaksi antar manusia makin intensif;
  4. Munculnya Kekuatan Ekonomi Global Baru: Cina dan India;
  5. Kesenjangan Negara Kaya dan Negara Miskin semakin lebar.

Data dari World Bank (2010) menunjukkan bahwa 80% kemajuan ekonomi global hanya dinikmati oleh 20% penduduk dunia. Kabupaten Jepara pada dasarnya telah memiliki keunggulan untuk pengembangan ekonomi kreatif, dengan bebarapa bukti sebagai berikut : 1.Kabupaten Jepara memiliki keunikan dalam keaneka ragaman potensi keunggulan budaya dan kesenian lokal, salah satu contohnya tokoh cerita kepahlawanan Raden Ajeng Kartini, Ratu Shima, dan Ratu Kalinyamat yang dapat menjadi ikon khas dan unik dari Kabupaten Jepara;
2.Keberadaan pusat industri yang sarat dengan rekayasa produk-produk kreatif dan inovatif, seperti mebel, monel, rotan, kain troso, dan kerajinan tradisional;
3.Ketersediaan modal sosio-historis kehidupan masyarakat Kabupaten Jepara. Pemerintah Kabupaten Jepara telah mencanangkan pembangunan ekonomi kreatif berwawasan budaya. Pengembangan ekonomi kreatif diharapkan mampu menciptakan daya saing baru bagi masyarakat.

Produk ekonomi kreatif lebih menonjolkan pada gagasan atau ide,
yang sulit ditiru seperti produk pabrikan sebagaimana biasanya, karena sangat sarat dengan keunikan yang selain bercirikan artistik, unik, juga mengandung filosofi historis dan sosiologis. Jika dikelola dengan baik kontribusinya pada produk domestik bruto daerah (PDRB) dan produk domestik nasional (PDB) akan terus naik. Karenanya jika pengembangannya berhasil, maka daya saing ekonomi masyarakat otomatis naik. Ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dari dimensi budaya. Ide-ide kreatif yang muncul adalah produk budaya. Karenanya strategi kebudayaan sangat menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif.

Masyarakat Kabupaten Jepara pada umumnya memiliki keunggulan toleransi keragaman
sosio-kultural, yaitu
  • 1) Sikap terbuka dan keramahan masyarakat terhadap orang asing maupun etnis lainnya;
  • 2) Kesenian tradisi (warisan budaya) masyarakat dapat dilihat dalam kehidupan sehari; dan
  • 3) Terpeliharanya warisan budaya dan aset-aset wisata alam yang khas dan unik.

Ketiga keunggulan tersebut mampu menjadi meeting point dari berbagai etnis dunia yang tidak sekadar ingin menikmati keindahan alam, namun juga ingin berkarya dan berkolaborasi dengan warga etnis lainnya. Interaksi semacam ini merupakan faktor penting bagi perekonomian masyarakat dan menjadikan masyarakat Kabupaten Jepara pada umumnya makin dikenal sebagai tempat berkarya bagi banyak individu kreatif yang tidak hanya berkelas nasional, namun juga berkelas dunia.

Tentu saja agenda yang diutarakan disini barulah sebuah insights untuk pembangunan
ekonomi kreatif di Kabupaten Jepara. Disamping itu, tentunya dibutuhkan peran aktif
Pemerintah Pusat, Propinsi, Pemkab Jepara, dan juga seluruh komponen lapisan masyarakat Kabupaten Jepara secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam membangun secara konsisten dan berkesinambungan industri kreatif berbasis budaya yang akan menjadi cetak biru (blueprint) pengembangan industri kreatif ini untuk perspektif 10, 20, bahkan 50 tahun mendatang. Dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahiim, saya buka Seminar: Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jepara berbasis Potensi Budaya Lokal

 

 Contoh Naskah Pidato Singkat dalam Berbagai Tema

 

 

Banyak sekali Contoh pidato yang tersedia disini dari Contoh pidato bahasa jawa, Contoh Pidato Bahasa Sunda, contoh pidato bahasa inggris singkat, contoh pidato bahasa inggris tentang pendidikan
,contoh pidato bahasa inggris tentang covid-19, pidato bahasa inggris tentang akhlak, contoh pidato bahasa inggris singkat tentang islam, pidato bahasa inggris singkat tentang pendidikan, contoh pidato bahasa inggris tentang lingkungan, contoh pidato bahasa inggris tentang menjadi diri sendiri, contoh pidato bahasa jawa tentang pendidikan, contoh pidato bahasa jawa tentang covid-19, contoh pidato bahasa jawa tentang perpisahan, contoh pidato bahasa jawa tentang menuntut ilmu, contoh pidato bahasa jawa tentang kesehatan, pidato bahasa jawa tengah, pidato bahasa jawa krama, pidato bahasa jawa singkat tentang kebersihan .

 

Orang lain juga menelusuri

  • impromptu adalah
  • jelaskan tujuan orang melakukan pidato
  • bagaimana konsep urutan dari isi pidato
  • bagaimana melakukan pidato dengan baik
  • sebutkan langkah-langkah menulis pidato
  • sebutkan metode pidato 
  • contoh pidato lisan
  • contoh pidato tentang lingkungan
  • contoh pidato tentang covid-19
  • contoh pidato perpisahan
  • contoh pidato islami
  • contoh pidato pendidikan
  • contoh pidato yang menarik dan tidak membosankan
  • contoh pidato persuasif

 

Posting Komentar untuk "Contoh Pidato Tema Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jepara berbasis Potensi Budaya Lokal "